News

Nur Rofiah, Pelantang Kesetaraan yang Turut Menyemarakkan AICIS 2021

“Al-Qur’an dan Hadis justru merupakan petunjuk paling gamblang dalam menyuarakan hak-hak yang selaiknya dimiliki kaum perempuan.”

Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2021, akan digelar kurang dari dua bulan terhitung dari sekarang. Perhelatan akbar tahunan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam ini sudah memasuki tahun ke-20. Tema yang diangkat kali ini adalah Reactualization of Fiqh: Islam and Public Policy”, yang mana UIN Raden Mas Said Surakarta akan menjadi tuan rumah. 

Setiap tahun, AICIS secara konsisten digelar untuk membentangkan wacana dan membedah riset paling mutakhir terkait keislaman, serta memuliakan muruah intelektual. Konferensi bertaraf internasional ini menjadi ruang akademis dalam mengembangkan dan memajukan keilmuan Islam. Para pemikir dari dalam maupun luar negeri bersua, saling bertukar ide dan pemikiran. Beberapa pembicara yang bakal hadir dari luar negeri termasuk Qatar, Turki, Malaysia, dan Iran untuk menyebut beberapa contoh. Didukung oleh berbagai pihak, AICIS menjadi tumpuan dalam penyebaran hasil pemikiran hingga penentuan kebijakan-kebijakan publik  dalam menghadapi berbagai permasalahan kontemporer. 

Satu yang menarik dan pantas kita simak dengan tekun pemikirannya adalah Nur Rofiah. Nama Nur Rofiah dikenal publik lewat kajian-kajian ilmiah maupun populer yang berfokus pada gender dan isu-isu keperempuanan. Akademisi dan tokoh perempuan muslim ini lahir di Randudongkal, Pemalang, Jawa Tengah, 50 tahun lalu. Nur Rofiah kini berstatus tenaga pengajar UIN Syarif Hidayatullah yang diperbantukan sebagai pengajar di program Pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta. 

Nur Rofiah juga dikenal sebagai salah seorang pegiat kajian gender dan Islam yang secara rutin mengadakan kajian rutin dengan masyarakat luas, baik secara daring maupun luring. Telaah tersebut diberi tajuk Ngaji Kajian Gender Islam, atau yang sering disebut Ngaji KGI. Peminat kajian gender dan Islam ini, rata-rata adalah mahasiswa atau orang umum yang ingin mengetahui bagaimana wacana gender dalam Islam menderas. 

Di berbagai kesempatan, penulis buku Nalar Kritis Muslimah: Refleksi atas Keperempuanan, Kemanusiaan, dan Keislaman (Afkaruna, 2020) ini mendaratkan bagaimana metodologi studi Islam yang lebih berkeadilan terhadap perempuan. Nur Rofiah menyebut bahwa ayat suci al-Qur’an dan Hadis, yang menjadi sumber rujukan hukum Islam, justru merupakan petunjuk paling gamblang dalam menyuarakan hak-hak yang selayaknya dimiliki kaum perempuan, alih-alih menggugat otoritas keagamaan lewat nash al-Qur’an. Sumber hukum Islam paling utama tersebut menjadi petunjuk paling terang. 

Nur Rofiah konsen dalam isu gender dan secara intens menggelorakan semangat kesetaraan. Peraih gelar doktor di Universitas Ankara, Turki, ini menebar gagasan berkeadilan atas dasar kesetaraan substantif⎯demi pemuliaan martabat perempuan dan Islam. Nur Rofiah akan memandu diskusi tentang Fiqh Reactualization in Indonesia: In Search of a Ner Paradigm, yang akan dibicarakan oleh Affifudin Muhajir (Ketua Pengurus Pusat Nahdlatul Ulama), Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah PP Muhammadiyah), dan Aceng Zakaria (Ketua umum PERSIS). Kita tunggu saja paparan lebih lanjut dalam perhelatan akbar AICIS 2021 di Solo Oktober mendatang.

Penulis: *Adib Baroya Al Fahmi  – Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Editor: Arkin Haris

Publikasi : Wibowo Isa

Leave Your Comment