News

Road to AICIS 2021: Etin Anwar, Penggagas Feminisme dalam Perspektif Islam

Wanita tidak memiliki otoritas atas badannya sendiri dalam sistem kehidupan ini. Keadaan ini berlangsung sejauh sejarah peradaban Islam.”

Etin Anwar akan menjadi pembicara dalam perhelatan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-20 yang akan digelar di Solo, dengan UIN Raden Mas Said Surakarta menjadi tuan rumahnya. Etin Anwar akan membicarakan isu “Gender Sexuality Interfaith Dialogue” bersama Asna Husain dari UIN Ar-Raniry Aceh dan Suh Jiwon dari University of Texas. Etin Anwar dijadwalkan pada 27 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB, melalui pertemuan daring aplikasi Zoom Meeting yang disiarkan melalui kanal YouTube AICIS. 

Nama Etin Anwar dikenal lewat banyak kajian ilmiahnya mengenai feminisme, gender, dan isu-isu perempuan lain dalam perspektif Islam. Etin Anwar lahir di Tasikmalaya, 4 Agustus 1967. Riwayat pendidikannya cukup mentereng. Menempuh pendidikan Strata-1 di UIN Sunan Gunung Jati, Bandung. Lalu melanjutkan pendidikan master di McGill University program Islamic Studies. Setelah menuntaskan program master, ia berhasil meraih gelar Ph.D. dari Binghamton University, New York.  Di kampus yang sama, ia mendapat kesempatan menjadi dosen dan menetap di Amerika.

Pemikirannya mengenai feminisme dan gender menjadi rujukan oleh kalangan akademisi. Ia melakukan penelitian dalam konteks studi Islam. Menurutnya, kehidupan perempuan pasca Nabi, masih dianggap sebagai manusia ciptaan Tuhan kelas dua sehingga dikesampingkan. Dikutip dari laman rahma.id, ia berkata, “Wanita tidak memiliki otoritas atas badannya sendiri dalam sistem kehidupan ini. Keadaan ini berlangsung sejauh sejarah peradaban Islam.”

Lebih lanjut ia membahas mengenai posisi perempuan dalam buku Jati-Diri Perempuan dalam Islam (2017). Acap kali permasalahan cara pandang hierarki kebanyakan orang mengenai perempuan membuat posisi perempuan tidak menguntungkan, baik secara politik, sosial, dan budaya. Etin menyajikan kemungkinan tersebut dengan pendekatan filsafat Islam. Etin berusaha memunculkan perdebatan mengenai cara pandang kita terhadap perempuan dan laki-laki. Tidak hanya dipandang secara biologis berdasar jenis kelamin, namun juga dipandang menggunakan kacamata hak asasi lainnya. 

Persoalan Islam dan perempuan juga pernah ia bahas dalam nuansa Islam dan moderasi beragama (wasatiyah), Etin Anwar menulis makalah berjudul The Ethics of Wasatiyah and the Pursuit of Gender Equality (2015). Ia membahas konsep wasatiyah (moderasi) sebagai kerangka etik untuk membentuk komunitas dan kaitannya dengan dampak terhadap pencapaian kesetaraan gender. Ia merujuk pada al-Qur’an 2: 143 yang membicarakan mengenai al-ummah al-wasat (komunitas yang adil) dan hubungannya dengan kesalehan, baik bagi perempuan ataupun laki-laki. 

Penulis: *Dhima Wahyu Sejati – Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surkarta

Editor: Arkin Haris

Publikasi : Wibowo Isa

Leave Your Comment