News

Road to AICIS 2021: Prof. Halis Aydemir, Guru Besar dari Turki Ahli Teologi Pandemi Covid-19

Kemampuan Halis Aydemir dalam berbahasa Inggris dan Arab, membuatnya memfokuskan karya pada isu-isu analisis sistem narasi, orientalisme, serta studi dan investigasi al-Qur’an.”

Adanya Covid-19 mendorong umat manusia secara terpaksa untuk meninjau ulang tentang cara beragama. Peninjau tersebut sudah barang tentu harus memperhatikan banyak hal, dengan logika penalaran yang konstruktif melalui pendekatan teologi Islam (Haedar, 2010). Kaidah-kaidah agama menjadi pedoman dalam menyikapi peristiwa pandemi Covid-19 yang bersumber dari al-Qur’an, Hadis, maupun Ijma’ para ulama (Tahir, 2020).

Memperkuat nalar teologi Islam moderat dalam menyikapi pandemi sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Perlunya penegasan penalaran dalam konteks agama bagi masyarakat di tengah pandemi supaya tidak salah menyikapinya. Apalagi saat ini banyak isu dan informasi miring yang beredar di berbagai media, yang menganggap Covid-19 bukanlah keadaan yang harus dikhawatirkan, melainkan tipu muslihat dalam persaingan bisnis dan politik luar negeri yang sengaja diciptakan untuk meraup keuntungan finansial (Kevin D, 2009). 

Melihat keadaan tersebut, maka berbagai elemen masyarakat, termasuk Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan pemerintah dituntut untuk hadir dalam rangka penguatan nalar teologis Islam moderat dalam menyikapi pandemi. Hal tersebut diharapkan dapat menggulirkan paham yang moderat. Selain itu juga menjadi ikhtiar dari Kementerian Agama melalui agenda tahunan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2021 dengan dimotori Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, bertemakan Reactualization of Fiqh: Islam and Public Policy” yang akan diselenggarakan di Solo pada tanggal  25-29 Oktober 2021. 

Salah satu agendanya yakni membahas “The Theology of Pandemic” dengan hadirnya keynote speaker seperti Prof. Halis Aydemir dari Guru Besar dari Turki Ahli Teologi Pandemi Covid-19 as Dumlupinar Turki, Dr. Yahya Jahangiri dari University of Islamic Denomination Iran, serta Dicky Sofyan dari Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS).

Halis Aydemir lulus dari jurusan teknik elektro di Universitas Teknik Istanbul.  Kemudian ia memulai gelar masternya di bidang Hadis di Universitas Uludag, Institut Ilmu Sosial. Pada tahun 1998, ia memperoleh gelar master keduanya dengan tesis tentang Pengembangan Teknologi dan Kiat Rasulullah: Pasangan-Kritik edisi Sehavis (902/1496) al-Kavlul-Bedi fis-Salati Ale’l-Habibi-Sefi. Pada tahun 2014, Halis Aydemir diangkat sebagai profesor teologi di Universitas Dumlupinar. 

Kemampuan Halis Aydemir dalam berbahasa Inggris dan Arab, membuatnya memfokuskan karya pada isu-isu analisis sistem narasi, orientalisme, serta studi dan investigasi al-Qur’an. Saat ini Halid Aydemir masih menjadi dosen di Fakultas Teologi, Universitas Dumlupınar Turki. 

Penulis: *Latifah – Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Editor: Arkin Haris

Publikasi : Wibowo Isa

Leave Your Comment